Photography Exhibition HARVEST: Half Archive Vintage Photography Process
Sambutan
Catatan Kuratorial
Aktivitas Artistik yang Terus Tumbuh Kala Pandemi
Dr. Irwandi, M.Sn. & Novan Jemmi Andrea, M.Sn.
Tahun 2020 menjadi tahun yang berat bagi banyak manusia diberbagai belahan dunia. Pandemi Covid-19 mengubah banyak aspek kehidupan. Keterbatasan demi keterbatasan muncul susul menyusul dan harus dihadapi. Tak terkecuali, dalam dunia pendidikan, terutama di Jurusan Fotografi, Fakultas Seni Media Rekam (FSMR), Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.
Hal nyata dari keterbatasan dalam aktivitas pendidikan di Jurusan Fotografi, FSMR, ISI Yogyakarta adalah pola belajar mengajar yang harus dilakukan secara daring. Pun pada Mata Kuliah Fotografi Cetak yang pada semester ini mau tidak mau menerapkan kebijakan praktik mandiri bagi para mahasiswa yang mengambil mata kuliah ini. Materi dalam Mata Kuliah Fotografi Cetak Tua mengajarkan mahasiswa untuk mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan kreatif dari penciptaan karya foto dengan mengaplikasikan teknik cetak yang dikembangkan pada abad ke-19 dan 20. Praktik cetak tua yang biasanya bisa dilakukan di Laboratorium Kamar Gelap, pada semester ini harus dilakukan dari rumah atau kediaman masing-masing mahasiswa. Materi perkuliahan pun harus dimodifikasi untuk menyesuaikan kondisi serba terbatas dan difokuskan pada teknik cetak Cyanotype, Anthotype, dan Chlorphyll Print.
Dalam kondisi serba terbatas itu, dorongan dan motivasi terus ditumbuhkan kepada seluruh mahasiswa agar mereka tetap dapat merawat dan terus melakukan aktivitas artistik yang berkaitan dengan Fotografi Cetak Tua. Kurang lebih selama 3 bulan, para mahasiswa berproses secara mandiri untuk membuat karya fotografi dari teknik cetak yang disebutkan di atas. Tentu saja bukan perkara mudah bagi mereka, karena beragam potensi dan sumber daya yang dimiliki harus dikerahkan demi tercapainya target yang sudah disepakati bersama, yaitu pameran daring hasil pembelajaran Mata Kuliah Fotografi Cetak Tua.
Hasilnya adalah Pameran bertajuk “HARVEST”, yang merupakan akronim dari Half Archive Vintage Photography Process. Tidak ada tema khusus dan rigid dalam proses seleksi karya-karya yang dipamerkan. Kebebasan diberikan sepenuhnya kepada para mahasiswa dengan tujuan agar ekspresi dan kerativitas dapat disalurkan dengan tuntas. Para pemirsa dapat melihat beragam karya dengan beragam ceritanya pula. Soal sosial, ekonomi, kemanusiaan, ekspresi personal, dan tentu saja tentang Covid-19 menjadi tema-tema foto yang disajikan dalam pameran ini. Uniknya, para mahasiswa memajang karyanya secara mandiri dirumah masing-masing, dengan konsep dan caranya masing-masing pula. Jika diamati, hal ini tentu saja menjadi sebuah wujud proses adaptatif dalam dunia seni, terutama fotografi dimasa pandemi.
Pameran kali ini disiasati dengan menyatukan konsep “Individual action” dan “Collective Action”. Dalam konteks ini, individual action merujuk pada keputusan-keputusan mandiri terkait penciptaan karya hingga pemajangan karya yang tidak lagi direpoti dengan urusan penyesuaian dengan karya lainnya dalam sebuah ruang pamer atau galeri. Sedangkan collective action dimaksudkan sebagai konsentrasi bersama dalam menyatukan karya yang tersebar diberbagai wilayah (tempat tinggal masing-masing mahasiswa) dalam sebuah pameran daring. Terwujudnya pameran ini, sekali lagi, merupakan bukti bahwa aktivitas artistik dapat terus tumbuh meskipun keterbatasan seakan-akan menjadi teror yang melulu menghadirkan kecemasan.
Tentang Pameran
HARVEST, yang artinya adalah panen, dimaknai sebagai sebuah proses menuai hasil. Dalam konteks ini, hasil yang dimaksud adalah segala sesuatu yang didapatkan, dirasakan, bahkan segala sesuatu yang akhirnya bisa diungkapkan oleh para mahasiswa Jurusan Fotografi, Fakultas Seni Media Rekam, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, angkatan 2019 yang menempuh mata kuliah fotografi cetak tua. Jika dipaparkan secara sederhana, proses menuai hasil ini dimulai dari proses perkuliahan, dimana para mahasiswa mendapatkan ilmu dan wawasan baru tentang cetak tua. Ilmu dan wawasan baru tersebut kemudian dipraktikkan oleh para mahasiswa secara mandiri untuk membuat karya fotografi dengan teknik cetak tua, hingga akhirnya karya seni fotografi cetak tua tersebut akhirnya dipamerkan secara daring.
HARVEST, oleh para mahasiswa ini juga dimaksudkan sebagai akronim dari Half Archive Vintage Photography Process. Bagi mereka, pameran daring ini merupakan arsip yang menjadi bagian dari proses pembelajaran dan penciptaan seni fotografi yang mereka lakukan. Arsip yang akan terus tumbuh hingga mereka menyelesaikan kuliah di Jurusan Fotografi, FSMR, ISI Yogyakarta. Bahkan, mereka berharap, nantinya arsip (pameran daring) ini akan dipamerkan secara langsung, di ruang pamer, dimana para seniman dan pemirsa dapat bertemu secara langsung, menikmati pameran secara langsung pula, dan mendiskusikan karya seni yang dipamerkan dalam nuansa yang lebih menggembirakan.
Silakan mengikuti tautan ini untuk menyaksikan pameran melalui laman Youtube:
Silakan ikuti tautan dibawah ini untuk menyaksikan karya yang dipamerkan melalui Instagram:
REAKSI: Experimental Photography Virtual Exhibition
Program Studi S-1 Fotografi FSMR ISI Yogyakarta
Kurator: Risman Marah, Arti Wulandari, dan Aji Susanto Anom P
Pameran karya secara virtual ini menjadi terobosan baru di Mata Kuliah Fotografi Eksperimental khususnya angkatan 2017 yang dituntut untuk kreatif dan beradaptasi di masa Pandemi
Fotografi ’17 fsmr isi yogyakarta
Pameran Reaksi dapat disaksikan melalui platform Instagram dan Artsep
Rona Rana 19: Black & White Photography Exhibition (2020)
Pameran fotografi hitam putih analog yang dilakukan secara virtual di tengah Pandemi Covid-19 oleh Mahasiswa Jurusan Fotografi FSMR ISI Yogyakarta angkatan 2019.
Kurator: Irwandi & Novan Jemmi Andrea
Baca katalog dan simak videonya:
Read MorePekan Fotografi Sewon #7
Pekan Fotografi Sewon #7: Batas Ruang
Program Studi Fotografi FSMR ISI Yogyakarta 2020
Kurator
Program Studi Fotografi FSMR ISI Yogyakarta: Irwandi, Oscar Samaratungga dan Aji Susanto Anom
Peserta
Dwitya Dirhamsyah, Wildan Ariyanto, Faradila Bewa Setiyaini, Khairunnisa, Ayuning Wacana Manik, Rika Ramadhanti, Eva Nugraha Yanti, Agung Rachmat, Prakarsa, Ibnu Maulana, Sy Donny, John Alexis, M. Zakaria Saputra, Rizky Pratama, Deni Ilham, M. Ikhsan, Rachmad Nur Irsyad , Dodi Wahyu Pranoto, Syauqi Zufar Musyaffa, Dyna