KARYA
Dosen FSMR ISI Yogyakarta I Anggota BKS-PT Seni Indonesia I Anggota Asosiasi Prodi I Praktisi dan Tokoh Seni Media Rekam I Perguruan Tinggi Seni Luar Negeri I Karya Undangan
Sinopsis
Perjalanan Helarius Daru di dunia musik sudah dimulai sejak ia duduk di bangku sekolah menegah pertama. Bermodalkan sebuah lagu bergenre hip-hop dangdut, Daru memulai karir musiknya. Hal ini membuat ia merasa semakin mantab untuk mendalami dunia musik. Daru pun melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Musikdan kemudian melanjutkan untuk kuliah di jurusan musik juga. Selama menempuh pendidikannya tersebut, Daru mendapat banyak pengalaman baru yang berpengaruh terhadap bagaimana ia bermusik. Hingga pada suatu titik, Helarius Daru bertransformasi menjadi seorang Ndarboygenk yang dikenal dengan karya-karya musik dangdutnya. Sederetan lagu telah diciptakan oleh Daru dan banyak digemari oleh orang-orang. Balungan kere menjadi salah satu lagu ciptaan Daru yang sangat berpengaruh bagi para pendengarnya. Hingga lagu ini pun menjadi sebuah salam yang sering disampaikan oleh Ndarboygenk ketika bertemu dengan penggemarnya. Bagaimana perjalanan Daru dalam bermusik? Bagaimana lagu balungan kere dapat sangat berpengaruh bagi pendengarnya? Dan apa makna dari salam balungan kere?
Sinopsis
Pandemi Covid-19 memaksa setiap orang tidak berada di luar rumah. Sekolah, kampus, mal, perkantoran, bioskop dan sebagainya menghentikan seluruh aktivitasnya, tak terkecuali kampus ISI Yogyakarta. 16 Maret 2020 keluar surat edaran Rektor ISI Yogyakarta bahwa kegiatan akademik berjalan secara daring. Sejak saat itu tak terlihat lagi mahasiswa-mahasiswa yang duduk lesehan di sudut kampus untuk membuat sketsa, tak terlihat lagi mahasiswa membidik dengan kamera foto atau videonya, tak terdengar lagi suara-suara alat musik, suara gamelan dan sebagainya. Parkiran dan boulevard kampus yang biasanya penuh dengan motor dan mobil seketika kosong. Gedung-gedung tiba-tiba kosong tanpa ada manusia di dalamnya.
Hampir empat bulan lamanya kampus sunyi tak ada aktivitas kuliah tatap muka. Semua pindah ke ruang maya mulai dari aplikasi konferensi video, aplikasi kelas jarak jauh maupun aplikasi chat. Meski agak gagap di awal karena perpindahan bentuk pembelejaran secara tiba-tiba, kuliah akhirnya dapat berjalan, Namun demikian hampir semua mahasiswa selalu ingin kembali bertemu di ruang kelas, studio, pendopo dan ruang-ruang yang biasanya mereka gunakan untuk kuliah. Kampus memang tidak semata-mata soal gedung, karena kampus adalah soal manusia.
Video ini dibuat untuk merayakan Dies Natalis ke-36 ISI Yogyakarta sebagai refleksi bersama atas situasi belajar dan bekerja secara daring. Produksi video tetap menaati prosedur pencegahan Covid-19 dan tanpa ada orang lain di sekitarnya. Seluruh gambar direkam menggunakan quadcopter DJI Mavic 2 Pro dengan kamera Hasselblad berpengendali jarak jauh.
Sinopsis
Dokumentasi kehidupan Udin (35), seorang penjual pulsa rumahan. Di balik usahanya tersebut, Udin memiliki pekerjaan lain, yaitu sebagai pelaku prostitusi online. Udin menjalankan bisnisnya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan menghidupi Tole (10), anaknya, dan Arum (17), Adik iparnnya. Dalamm enjalankan bisnisnya, Udin biasa memanfaatkan Arum untuk menarik para pelanggan.
Sinopsis
Ezra (12) diberi tanggung jawab dari ayahnya untuk mengantar Sawa (8) ke rumah temannya. Namun, Ezra malah mampir ke atas bukit untuk mencari sinyal dan bermain game online di HP ayahnya. Hal itu membuat Sawa jengkel. Ezra yang terlalu fokus pada HP menyebabkan ia tidak sadar jika Sawa tiba-tiba sudah tidak ada di sekitarnya.
Sinopsis
Kendaraan emergency seperti ambulans di Provinsi D.I Yogyakarta seringkali terhambat perjalanannya saat sedang menuju rumah sakit walaupun sedang membawa pasien kritis. Kuatnya suara sirine pun tak mampu lagi menembus padatnya lalu lintas. Kondisi tersebut memancing inisiatif sekumpulan anak muda yang ada di D.I Yogyakarta untuk membentuk komunitas sukarelawan bernama “Team Escort Ambulance Jogja” atau T.E.A.J yang bergerak mengawal ambulans dalam berbagai situasi jalanan agar ambulans sesegera mungkin sampai ke rumah sakit. Mulai dari memecah jalanan yang padat untuk ambulans, berpacu dengan kecepatan tinggi, hingga membagi tugas dalam pengawalan ambulans..
Sinopsis
Bunga berumur 9 tahun atau sekitar kelas 4 SD dan teman sepermainannya Setyo 9 tahun. Mereka bermain di halaman rumah meskipun saat itu hujan turun. Keduanya mengira Bunga hamil setelah mereka tidak sengaja berpelukan. Keduanya berasumsi bahwa pelukan dapat menyebabkan kehamilan dari kesalahpahaman mereka atas sinetron yang pernah mereka lihat di televisi. Hari berikutnya, di teras sekolah mereka memperdebatkan tentang tanda-tanda kehamilan yaitu muntah sambil membandingkan dengan kejadian yang ada di sinetron. Apabila bunga muntah maka dia hamil, apabila tidak maka bunga tidak hamil. Sesampainya di rumah Bunga tiba-tiba muntah, Bunga masuk angin dan tidak masuk sekolah keesokan harinya. Bunga sempat bertanya kepada ibunya tentang kehamilan. Namun, ibu tidak serius mendengarkan apa yang ditanya Bunga. Bunga sangat ketakutan akan kehamilannya, karena dengan begitu ia akan menjadi ibu rumah tangga dan tidak bisa bermain seperti sedia kala. Kondisi tersebut membuat mereka tertekan dan mencoba mencari solusi dan jawaban. Setyo teringat sesuatu tentang kakaknya yang pernah membicarakan tentang kehamilan dengan temannya. Setyo pun bercerita dan bertanya kepada kakaknya yang sedang asyik bermain game PUBG. Setyo antusias dan mengikuti saran kakaknya untuk mendatangi rumah Pak Darus. Setyo dan Bunga mendatangi dukun yang diduga tempat pengguguran kandungan, yaitu Pak Darus. Setyo diberi tahu bahwa untuk menjalankan niatnya Setyo harus membayar lima ratus ribu. Bunga dan Setyo pun pulang. Klimaks pada film ini Bunga dan orang tuanya dipanggil ke ruang BP karena ketahuan mengambil uang di kantin sekolah dan dimintai keterangan. Di ruangan tersebut Bunga menjelaskan tujuan ia mengambil uang di kantin bahwa ia ingin pergi ke dukun pengguguran kandungan untuk menggugurkan bayinya. Di akhir cerita, ibunya Bunga mengetahui masalah yang sedang terjadi pada Bunga meski ia kecewa karena banyak hal yang dilewatkannya dan tidak terduga yang telah dilakukan oleh anaknya.
Sinopsis
Yusni (40) seorang petani di desa kecil, Kalimantan Timur yang membesarkan anaknya Aji (9) seorang diri. Suatu hari terpaksa menjual sawahnya dan akhirnya menjadi buruh tambang. Dalam kerja kerasanya Yusni akhirnya sedikit bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dan memberikan uang jajan lebih kepada anaknya agar bisa membeli mainan yang sejak lama diinginkannya. Namun, ketika Aji telah membeli mainan impiannya agar dapat bermain bersama dengan teman-temannya. Namun, teman-temannya kini telah memiliki mainan baru yang mana itu membuat hati Aji merasa kecewa dan sedih. Ia putuskan untuk bermain sendiri di danau bekas tambang yang sebelumnya menjadi tempat bermain Aji dan teman-temannya. Disisi lain, Yusni merasa menyesal telah menjual sawah miliknya kepada perusaha-an tambang yang berakhir ia mendapatkan pekerjaan yang jauh dari apa yang dijanjikan oleh perusahaan tambang
Sinopsis
Kuncoro, seorang ayah yang harus merelakan istrinya pergi ke luar negri untuk menjadi TKW karena himpitan ekonomi. Kuncoro memiliki dua orang anak yang masih duduk di kelas 2 sekolah dasar dan kelas 5 sekolah dasar. Setiap pagi Kuncoro bekerja sebagai pengantar koran. Mengantarkan koran dengan sepeda motor tua ke beberapa rumah pelanggannya. Siang hari Kuncoro bekerja sebagai kuli angku disebuah gudang rosok. Setiap malam Kuncoro selalu gelisah menahan rasa rindu sekaligus khawatir kepada istrinya karena lama tidak menerima kabar dari istrinya. Alfi anak terakhirnya yang manja sedikit rewel pada hari itu menghampiri Kuncoro dan mengatakan rindu kepada sosok ibunya. Kuncoro bingung tidak bisa menjawab pernyataan yang Alfi berikan karena pada dasarnya Kuncoro juga sangat mengkhawatirkan istrinya tetapi dia tidak bisa melakukan
Sinopsis
Tiban is a sacred performing art in Blitar, this tradition is trusted by the community to request rain during the dry season. The offerings, the spells, the calculation of days and the places of execution are considered necessary as a complement to traditional ceremonies. The culmination of Tiban’s ritual is the sacrifice of citizens in the whip battle. But unfortunately, visibility is one of the factors that causes changes in the offender’s emotions to become opaque and not even visible during the ritual. Visual expression of sacrifice is a manifestation of the realization of individual feelings, spontaneous, and emotional in interpreting rituals. Therefore, a close-up was chosen as a medium to closely observe the faces of Tiban participants. Close-up creates intimacy between characters, moves forward grooves or highlights details so the audience understands the moment in the ritual. This shot will simultaneously affect the structure and content of making experimental films. The close up arrangement as a story style raises tension that focuses on the aesthetic aspects of the object of creation. The face shot provoked to show details that were previously ignored. Visual close-up is no longer a simple representation of reality, but imagery becomes a unit that creates atmosphere, defines character, intensifies the situation, and increases symbol status in the use of mise en scene as a plot. As an attraction for visual narratives, the close-up arrangement plays an active role in placing important elements during the whip fighting process to share satisfaction and pride. The aim is to produce meaning, emotion, rethink, while presenting a new perspective.
SAKSIKAN PEMUTARAN FILM JMMK #12 DENGAN RESEVASI TIKET DI SINI. GRATIS
Judul : Sujud
Nama : Alex Luthfi R
Tahun Produksi : 2020
Format : Video Perfomance Art
Prodi : Film & Televisi
Sinopsis
Ketika pandemi Covid-19 melanda dunia dan juga negeri Nusantara tercinta ini, dampaknya tidak saja pada perekonomian, tetapi juga jiwa (emosi) dan pikiran manusia. Akibatnya kita (manusia), saling menuduh, menghujat, merasa benar sendiri, mencurigai, komunikasi menjadi terputus dan hidup dalam keputusasaan. Pamdemi Covid-19 tentu ada hikmahnya, dan kita (manusia) lupa, tidak kemudian bersyukur, dan memaknai bahwa pandemi ini adalah cobaan yang diberikan olehNYA. Mari kita ber-SUJUD, berdoa dan mohon ampunanNYA.
Judul : Intense
Nama : Nur Aniza binti Mohd Lazim
Tahun Produksi : 2020
Format : Video Art
Uitm Puncak Alam, Malaysia
Sinopsis
Sesungguhnya tahun 2020 ini terlalu intense buat saya. Ianya bermula dengan satu janji yang sentiasa dinanti-nanti, namun hanya yang Esa mampu switch takdirnya begitu sahaja. Kita hanya pasir yang tidak pasti didarat atau dalam laut. Hanya Doa dan pasrah dari kita..
Judul : Maunder: A meditation in nature through hand weavings and film
Nama : Anne McCallum
Tahun Produksi : 2020
Format : Video Art
Sinopsis
This project uses small, abstract woven sculptures which are captured on video as they humbly sit within the natural environment. These impermanent, delicate objects are made from found organic material which creates connections to the land from which they came. The slow moving video allows the viewer to move in a dreamy manner amongst the artefacts where they temporarily exist..
Judul : Hextet
Nama : Justas Pipinis
Tahun Produksi : 2020
Format : Video Art
RMIT in Melbourne (Australia).
Sinopsis
A video performance piece produced in my student housing during pandemic lockdown in Melbourne.
Judul : Art Must Go Viral Artist Must Be Sanitised
Nama : Justas Pipinis
Tahun Produksi : 2020
Format : Video Art
RMIT in Melbourne (Australia)
Sinopsis
A video reflection on how the pandemic changes conditions for art making and appreciation.
Judul : React Video
Nama : Sarah Byrne
Tahun Produksi : 2020
Format : Video Art
Australia
Sinopsis
Wading in the shallow tides of youtube temporalities, insipid comments sections and momentary media fads, React Video (2020) explores a meditative consideration upon the vast and vacuous space of internet video fodder and the banal territories of youtube culture. Through a series of unfolding moments shared between collected moving image materials, React Video (2020) extracts and collapses video content from low-budget ASMR, pet videos, VHS gifs, video portraits, spiritual awakening interviews, and social media conspiracists to explore an unsure and dazed space of vacant stares and awkward encounters
Judul : Gestures In Isolation
Nama : Hannah Foley
Tahun Produksi : 2020
Format : Video Art
University of Tasmania
Sinopsis
PART I of Gestures in Isolation: the confined conceptual body, restriction and release Gestures in Isolation: the confined conceptual body, restriction and release is an embodied investigation into gesture and action. Drawing from the Covid-19 related isolation measures, it is a study of the influence of situational context and environmental psychology on the body. The body of work acts as an archive of performative and text-based exploration, aiming to give insight into the embodied experience of domestic confinement.
Judul : Time Spent The Deafening Details
Nama : Hannah Foley
Tahun Produksi : 2020
Format : Video Art
University of Tasmania
Sinopsis
PART I of Gestures in Isolation: the confined conceptual body, restriction and release Gestures in Isolation: the confined conceptual body, restriction and release is an embodied investigation into gesture and action. Drawing from the Covid-19 related isolation measures, it is a study of the influence of situational context and environmental psychology on the body. The body of work acts as an archive of performative and text-based exploration, aiming to give insight into the embodied experience of domestic confinement.
Judul : Will and Testament
Nama : Sarah Walker
Tahun Produksi : 2019
Format : Video Art
Sinopsis
Using absurd comedy and overactive censorship to address social awkwardness around matters of death and mortality, Will and Testament presents the artist attempting to produce a video will without ever directly discussing death. The mosaic censor block becomes a digital foe, arresting the flow of the content as I loop over and over, trying to find a sufficiently euphemistic way of discussing my own demise. Will and Testament reveals our public squeamishness around frank conversations by extrapolating polite language to its ridiculous limits. In doing so, it seeks to encourage open conversations about death and about the impacts of the ways in which our bodies are treated after we die.
Judul : It’s like i sensed i would be Obliterated
Nama : Gabrielle Bohl
Tahun Produksi : 2020
Format : Video Animation
Sinopsis
It’s like I sensed I would be obliterated began as an erasure exercise, the title and resulting work emerging from experimentation with surrealist inspired trigger strategies. This manually rotoscoped video work explores and makes tangible an internal state of collapse.
Judul : Nice To Meet You
Nama : BIXIAO ZHANG
Tahun Produksi : 2020
Format : Video Art
Sinopsis
Live performance of me watching my own lifestream. This performance video is first inspired by relation between Media body and meat body. Considering internet livestreams of one self as the body extension of one self, a kind of teleportation and time travel machine at the same time. While the time lag happens the representational image of myself from few seconds ago is travelling back to my self again in the present. Some sort of melt down occurs between the barrier of media representational body and the meat body, encountering an uncanny or technological sublime experience by losing the self in digital experience. This work is also influenced by Nam June Paik’s TV Buddha, as I always wonder the difference between internet and video in each media properties. Although both internet and video cable have sense of simultaneity and time bending features, the physical process of data travelling to a server then back to the computer stream creates a feedback loop of self and extended self ( as in media body), a interesting topological structure that cancels each other out.
Judul : Valerie One is the loneliest number
Nama : BIXIAO ZHANG
Tahun Produksi : 2020
Format : Video Art
Sinopsis
A dialog about batteries with Siri in a dying phone. This 18 minute 30 seconds work is an attempt to play with the limited self in technology world, It started as a reflex to the anxiety while dealing with my own cell phone, our dependency of smart phones makes the empty battery bar kind of a new age horror. By asking Siri about it’s own battery, it becomes a paradoxical question that Siri doesn’t seems to care about it’s own ending, the pseudo-conversation leaves me in a zone between active and inert, a loop of boredom until the interaction is terminated. As I find some characteristics of the “stuplimity” (stupid+sublimity by Sianne Ngai, 2005) in this compulsive action, the dead-tone reaction with occasion miss-interpretation, with a cold concussion of “one is the loneliest number”.
Judul : Clear Day
Nama : Ian Haig
Tahun Produksi : 2020
Format : Video Art
Sinopsis
24 hr fake news of visceral simulation. Everything now exists in a heightened state of simulation, from TV news broadcasts to internal human bodies, nothing is real, everything is constructed.
Judul : How To Kill Viruses
Nama : NISA R.A
Tahun Produksi : 2020
Format : Video Art
Indonesia
Sinopsis
Suara berita di televisi membuat ketakutan menyerang seisi rumah.
Sabun dan disinfektan adalah sebuah senjata untuk berperang. Di pelataran rumah, pertokoan, kantor dan gedung-gedung lain, mereka menjadi sesuatu hal yang disadari kehadirannya.
Siapa kira, kita semua sedang berlomba-lomba membunuh virus, atau barangkali, membunuh ketakutan kita sendiri.
Judul : Pesona Indonesia Kabupaten Malinau
Nama : Andri Nur Patrio
Tahun Produksi : 2019
Format : TVC
Indonesia
Sinopsis
Wonderful Indonesia atau Pesona Indonesia adalah janji pariwisata Indonesia kepada dunia. Kata “Wonderful” atau “Pesona” mengandung janji bahwa Indonesia kaya dengan ketakjuban, dari segala aspek manusia maupun alamnya, yang mengusik kalbu dan menjanjikan pengalaman baru yang menyenangkan.
Judul : Cerita Di Sebelah Sisi
Nama : Dyah Arum Retnowati, M.Sn.
Tahun Produksi : 2020
Format : Skenario Cerita Fiksi
Indonesia
Sinopsis
Mbah Karwo adalah seorang pimpinan kelompok jaran dor yang hidup berdua bersama Adi cucunya. Istri mbah Karwo dan anak perempuannya ibu Adi sudah lama meninggal, sedangkan Jono bapak Adi sejak sepeninggal istrinya kemudian merantau keluar Jawa, sehingga menitipkan Adi ke mbah Karwo dan tidak ada kabarnya.
Kelompok jaran dor mbah Karwo mengamen setiap hari tapi dikarenakan penghasilan semakin menurun bahkan kadang tidak mendapatkan penghasilan sama sekali beberapa penari memilih pekerjaan lain sehingga mau tidak mau Adi harus menggantikannnya. Adi yang masih berusia 8 tahun merasa kesakitan saat kena sabetan pecut . Kaki Adi bengkak sehingga jalan Adi menjadi pincang untuk mengurangi sakitnya, tapi Adi berusaha menutupi rasa sakit tersebut dari simbahnya. Adi tidak mau jaran dor kecintaan simbahnya harus berhenti mengamen. Dan karena kaki yang bengkak dengan jalan pincang membuat Adi sering terlambat kesekolah dan mendapat teguran dari bu guru.
Pada suatu malam datang Rudi dan Marno yang di minta pak Handoko bosnya, mencari jaran kepang untuk di pajang di rumah makan yang baru di bukanya ke rumah mbah Karwo untuk membeli jarang kepang milik mbah Karwo. Mbah Karwo bimbang karena di satu sisi dia butuh uang tapi di satu sisi jaran dor miliknya adalah cara untuk mencari uang apalagi harus melepas giras jaran kepang kesayangannya. Akhirnya Rudi dan Marno pergi dengan tangan kosong karena mbah Karwo tidak mau melepas jaran kepangnya. Mbah Karwo kemudian ingin membersihkan giras jaran kepang kesayangannya, tapi saat hendak mengambil dari dinding tempat giras jaran kepang di kaitkan mbah Karwo terpeleset sehingga jatuh dan pingsan. Adi yang melihat kakeknya yang pingsan kemudian meminta tolong yu Semi tetangganya, tapi saat mengetuk pintu datang pula lek Kar dan pakdhe Geno yang kebetulan lewat saat meronda dan melihat kondisi mbah Karwo mereka memutuskan membawa ke rumah sakit dan ternyata mbah Karwo harus rawat inap.
Tiba mbah Karwo harus pulang tidak perlu rawat inap lagi sehingga Adi, yu Semi dan lek Kar bingung untuk membayar biaya rumah sakit. Adi akhirnya menjual jaran kepang tanpa seijin mbah Karwo dan saat mbah Karwo sampai dirumah melihat jaran kepangnya sudah tidak ada. Adi meminta maaf kepada mbah Karwo terpaksa menjual giras untuk membiayai rumah sakit. Mbah Karwo akhirnya pasrah dan tidak menyalahkan Adi cucunya meski dengan perasaan sedih.
Pagi saat sendiri dirumah, mbah Karwo dikagetkan dengan kedatangan Jono menantunya, ayah dari Adi yang sudah lama tidak ada kabar dan kepulangannya itu bermaksud mengajak mbah Karwo dan Adi untuk hidup bersama di perantauan tapi mbah Karwo tidak mau hanya Adi yang akhirnya bersedia ikut dengan bapaknya. Sebelum pergi Adi meminta ayahnya untuk menebus giras jaran kepang kesayangan simbahnya dan ayahnya hanya diam saja tapi secara diam-diam Jono mendatangi pak Handoko dan
tidak berhasil menebus giras jaran kepang. Jonopun menjadi sedih tidak bisa memenuhi permintaan anaknya.
Hari keberangkatan telah tiba, Adi sangat sedih karena harus meninggalkan simbahnya dan orang-orang yang disayanginya demikian pula dengan temannya Toni. Saat dalam perjalanan Adi hanya diam sehingga Jono tidak tega melihat kesedihan anaknya dan memutuskan tidak jadi mengajak Adi. Adi sangat gembira mendengar keputusan ayahnya dan saat kembali sampai di rumah mbah Karwo, datang pak Handoko diikuti Andi dan Marno memberi tawaran agar kelompok jaran dor milik mbah Karwo bersedia mengisi performen di rumah makannya untuk menarik dan menghibur pengunjung yang datang dan mbah Karwo bersedia.
Judul : Ki Lurah Kalas
Nama : Endang Mulyaningsih
Tahun Produksi : 2020
Format : Skenario Cerita Fiksi
Indonesia
Judul : OTW
Nama : Nuzulla Adi Nugroho
Tahun Produksi : 2020
Format : Skenario Cerita Fiksi
Judul : Lovesick
Nama : Annisa Putri L
Tahun Produksi : 2020
Format : Skenario Cerita Fiksi