Catatan Kuratorial Karya Prodi Produksi Film dan Televisi dalam rangka JMMK #16

oleh : Deddy Setyawan

Karya video berjudul “Digital Raga Sukma” yang diciptakan oleh Zahrina Zatadini merupakan satu-satunya karya yang berasal dari Prodi Produksi Film dan Televisi. Karya ini merupakan sebuah eksplorasi artistik yang unik, menggabungkan teknologi kecerdasan buatan (AI) dengan kreativitas manusia. Dalam karya ini, penonton diajak untuk menyusuri perjalanan visual yang memikat, menggambarkan fantasi dari raga sukma yang berakar pada pengalaman spiritual dan estetika. Melalui penggunaan AI Inpaint Filling Generated Images (Generative Fill) dari Adobe Express, Zahrina menciptakan gambar-gambar yang kemudian diproses lebih lanjut dengan perangkat lunak seperti Photoshop, Premiere, dan Capcut. Proses ini tidak hanya menunjukkan kemampuan teknis, tetapi juga menyoroti pentingnya sentuhan kreatif manusia dalam menghasilkan karya seni yang bermakna.

KONSEP DAN TEMA

Jalan Menuju Media Kreatif (JMMK) menjadi tema sentral dalam karya ini, berfungsi sebagai ‘pintu gerbang’ untuk mengeksplorasi hubungan antara teknologi, seni, dan ekspresi diri. Karya ini mengajak penonton untuk merenungkan batasan antara dunia fisik dan digital, serta mencari keseimbangan antara kreativitas buatan dan intuisi manusia. Dalam konteks ini, “Digital Raga Sukma” tidak hanya sekadar video; ia merupakan sebuah refleksi mendalam tentang bagaimana teknologi dapat digunakan untuk memperkaya pengalaman manusia.

Zahrina mengajak kita untuk berpikir tentang peran AI dalam proses kreatif. Meskipun AI mampu menghasilkan konten dengan cepat dan efisien, kreativitas manusia tetap menjadi elemen kunci dalam menciptakan karya seni yang memiliki kedalaman emosional dan estetika. Seperti yang diungkapkan oleh Margaret Boden dalam bukunya Artificial Intelligence and Creativity: An Interdisciplinary Approach (2018), meskipun AI dapat menciptakan karya seni, ia tidak dapat menggantikan pengalaman subyektif dan proses mental yang mendasari kreativitas manusia.(Midgley 2020)

PROSES KREATIF

Proses penciptaan “Digital Raga Sukma” melibatkan berbagai tahap produksi yang menunjukkan kolaborasi antara teknologi dan kreativitas. Penggunaan AI untuk menghasilkan gambar awal memberikan dasar visual yang kuat, sementara alat seperti Photoshop dan Premiere memungkinkan Zahrina untuk menambahkan lapisan detail dan narasi visual yang lebih kompleks. Ini mencerminkan pandangan bahwa teknologi digital harus diarahkan oleh ide-ide kreatif agar dapat memberikan nilai tambah.

Dalam era digital saat ini, di mana banyak seniman beralih ke teknologi untuk menciptakan karya mereka, penting untuk mempertahankan perspektif kreatif dalam penggunaan alat-alat tersebut. Seperti yang dijelaskan oleh David Kelley dalam Creative Confidence: Unleashing the Creative Potential Within Us All (2013), kreativitas adalah kunci untuk mengubah ide menjadi inovasi.(Chung 2014) Karya Zahrina menunjukkan bahwa meskipun teknologi memberikan kemudahan dalam produksi, tanpa kreativitas manusia, hasilnya mungkin tidak lebih dari sekadar output mekanis.

IMPLIKASI SOSIAL

“Digital Raga Sukma” juga menyoroti implikasi sosial dari penggunaan AI dalam seni. Dalam konteks ini, karya ini mengajak penonton untuk mempertimbangkan dampak dari ketergantungan pada teknologi dalam proses kreatif. Seperti yang diungkapkan oleh Mihaly Csikszentmihalyi, kreativitas tidak hanya tentang menghasilkan ide baru tetapi juga tentang menerapkan ide-ide tersebut secara efektif3. Ketika kita semakin bergantung pada AI untuk menghasilkan konten kreatif, ada risiko bahwa nilai-nilai kemanusiaan dalam seni akan terdegradasi.

KESIMPULAN

Karya “Digital Raga Sukma” oleh Zahrina Zatadini adalah contoh cemerlang dari sinergi antara teknologi dan kreativitas manusia. Dengan memanfaatkan alat-alat canggih seperti AI sambil tetap mempertahankan sentuhan pribadi dalam proses kreatifnya, Zahrina berhasil menciptakan sebuah karya yang tidak hanya menarik secara visual tetapi juga kaya akan makna. Karya ini mendorong kita untuk merenungkan hubungan antara dunia fisik dan digital serta pentingnya menjaga keseimbangan antara inovasi teknologi dan ekspresi kreatif manusia.

Dalam konteks perkembangan seni digital saat ini, “Digital Raga Sukma” menjadi bukti bahwa meskipun teknologi dapat memperluas batasan kreativitas, esensi dari seni tetap terletak pada kemampuan manusia untuk merasakan, berimajinasi, dan berinovasi.