Catatan Kuratorial Pameran dan Penayangan Karya Animasi
dalam Rangka Dies Natalis ke-39 ISI Yogyakarta
Oleh: Mohammad Arifian Rohman, S.Sn., M.Sn.
KESELARASAN KARYA ANIMASI BERSINERGI DALAM MEMBANGUN EKOSISTEM KREATIVITAS YANG MENGUSUNG KEARIFAN LOKAL INDONESIA
Seni selalu menjadi media yang kuat untuk mengekspresikan budaya, tradisi, dan kearifan lokal. Di ranah animasi, ini menjadi lebih signifikan karena memungkinkan terciptanya ekosistem kreatif yang dinamis dan imersif. Indonesia, negara yang terkenal dengan warisan budayanya yang kaya, telah berhasil memanfaatkan animasi sebagai sarana untuk melestarikan dan mempromosikan kearifan lokalnya kepada khalayak global. Dalam karya seni animasi ini, kita akan menyajikan berbagai aspek harmoni dalam karya seni animasi yang bersinergi dalam membangun ekosistem kreatif yang mengusung kearifan lokal Indonesia.
Kuratorial karya animasi dan game dari Program Studi Sarjana Terapan Animasi, Fakultas Seni Media Rekam, Institut Seni Indonesia Yogyakarta berasal dari seleksi karya perkuliahan Animasi Ekspresi Wajah, Animasi Kerumunan, Animasi Untuk Game, Berpikir Komputasi, Dasar Animasi, Dasar Permodelan 3D, Gambar Digital, Stop Motion bahkan hingga Laporan Bisnis dengan total sejumlah 40 karya; karya produksi dosen baik hasil penelitian maupun produksi pribadi sejumlah 5 karya; dan karya kolaborasi dengan 2 Universitas yaitu Universitas PETRA Surabaya dan Universitas UNIKOM yang menghasilkan 2 produk animasi yang mengangkat cerita rakyat. 47 karya tersebut diseleksi menjadi 35 karya yang akan ditampilkan sebagai karya terpilih di Pameran Dies Natalis ISI Yogyakarta ke-39 tahun 2023.
ISI Yogyakarta memperingati momentum bersejarah ini dalam peringatan Dies Natalis ISI Yogyakarta yang ke-39 yang membawa semangat nasional terutama dari segi perspektif Pendidikan dan seni. Tema Dies ke-39 tahun ini adalah “Menuju Indonesia Emas: Akselerasi SDM Kreatif dan Inovatif” yang berfokus pada munculnya karya-karya unik yang berasal dari proses ide kreatif selama berproses kesenian di masa menjalani proses belajar mengajar dengan sistem case method dengan memasukkan budaya kearifan lokal Indonesia ke dalam karya animasi, Program Studi Animasi di ISI Yogyakarta membantu melestarikan dan mempromosikan unsur-unsur budaya ini kepada khalayak yang lebih luas. Melalui animasi, cerita tradisional, mitos, dan legenda dapat diceritakan kembali dengan cara yang menarik secara visual dan menarik yang menangkap imajinasi pemirsa.
Program Studi Animasi di ISI Yogyakarta menawarkan kurikulum komprehensif yang membekali mahasiswa dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk membuat karya animasi yang diresapi dengan budaya kearifan lokal Indonesia. Program ini mencakup berbagai aspek animasi, termasuk desain karakter, bercerita, penulisan naskah, teknik animasi, dan produksi digital. Karya yang dihasilkan pada kelas Gambar Digital yang dibimbing oleh Nuria Indah Kurnia Dewi, Ika Yulianti serta Mahendradewa Suminto ini mengemas karya desain karakter yang merupakan representasi dari khasanah satwa endemik asli Indonesia, satwa tersebut diolah menjadi desain karakter yang terinspirasi dari Gajah, Harimau, Burung Rangkong dan Badak bercula satu dimana satwa tersebut dapat mewakili dari suatu wilayah populasi yang ada di Indonesia. Perwujudan desain karakter tersebut dikemas secara kolaborasi kelompok mahasiswa menjadi 6 buku cerita bergambar dengan judul “Belajar Bunga Bersama Engkong” Karya dari Venus Kesya T dan tim, “Congklak” Karya dari Stephanie Oxana R dan tim, “Mengenal Tanaman Jahe” Karya dari Al Fitri Muhammad Z dan tim, “Noa Si Kutu Buku” karya dari Aziz Moty R dan tim, “Pertemanan Yang Hebat” karya dari Syifa Salwa dan tim, serta “Rumah Pohon” karya dari Adynda Dafana dan tim. Karya buku cergam tersebut akan disajikan pada pameran dalam wujud buku cetak sehingga dapat dibaca selayaknya buku dan berinteraksi dengan audience.
Karya kolaborasi game berbasiskan proyek berkelompok ini menghasilkan 2 buah karya yang berjudul “Bleak Escape” karya Donnisius Fannoel Mahendra, Othiesta Dennis Maulana, Adyn Haidar Syahputra dan “Jump Away” karya Humam Afif Tsani, Thoyib Farizal, Viqry Devianziqri Mooduto. Walaupun bertema beragam, namun kedua karya ini dikemas dengan optimalisasi karya dengan memanfaatkan game bergenre platformer sehingga permasalahan kendala perangkat keras yang terbatas dapat teratasi.
Selain itu, animasi memiliki potensi untuk melampaui hambatan bahasa, menjadikannya alat yang efektif untuk memperkenalkan budaya Indonesia kepada khalayak global. Dengan memasukkan budaya kearifan lokal ke dalam karya animasi, Program Studi Animasi tidak hanya melestarikan warisan Indonesia tetapi juga menumbuhkan pemahaman dan apresiasi lintas budaya. Hal tersebut tercermin dalam karya yang dihasilkan dalam Berpikir Komputasi yang menghadirkan proses kreatif penyajian resep masakan nusantara yang dikemas dalam “Ilustrasi Resep Masakan Nusantara”. Kelas bimbingan Kathryn Widhiyanti, Agnes Karina Pritha Atmani dan Rahmat Aditya W bersama 12 mahasiswa mengemas warisan nusantara kedalam bentuk ilustrasi yang menyajikan 12 resep masakan nusantara yang beragam.
Karya yang merupakan Salah satu penelitian dan eksplorasi budaya kearifan lokal tercermin pada karya dosen yaitu Tegar Andito yang berjudul “Panji Tales Main Character Design”. Karya tersebut merupakan penerjemahan visual dari Dewi Sekartaji, Raden Inu Kertapati, serta punakawan yang muncul pada relief di Kompleks Candi Penataran yang diwujudkan dalam karya gaya pixel art dengan ditampilkan secara turn around pada desain karakter. Perwujudan dari karya tersebut didorong untuk mempelajari jauh ke dalam warisan budaya Indonesia yang kaya, mempelajari bentuk seni tradisional, cerita rakyat, dan peristiwa sejarah.
Menginspirasi Kreativitas dan Inovasi
Animasi menyediakan platform bagi seniman dan animator untuk mendorong batas-batas kreativitas dan inovasi. Dengan mensinergikan kearifan lokal dengan teknik animasi mutakhir, Indonesia dapat menciptakan gaya artistik yang unik dan menawan yang membedakannya di panggung global. Kombinasi elemen tradisional dan modern ini dapat menginspirasi generasi animator masa depan untuk mengeksplorasi akar budaya mereka sambil mendorong batas-batas animasi sebagai bentuk seni.
Film animasi berjudul “Burung Kera Si Jago Ayam” merupakan karya kolaborasi Prodi Animasi ISI Yogyakarta sebagai tim produksi animasi dengan Universitas PETRA Surabaya sebagai tim pra produksi dan Pascaproduksi animasi yang mengusung adaptasi cerita rakyat Ciung Wanara. Film yang kedua berjudul “Mantra Sakti SI Aji” merupakan kolaborasi Prodi Animasi ISI Yogyakarta sebagai tim produksi animasi dengan Universitas UNIKOM sebagai tim pra produksi dan Pascaproduksi animasi yang juga mengusung adaptasi cerita rakyat Aji Saka. Kedua film tersebut berada dibawah naungan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa pada project Pemodernan Bahasa dengan arahan mitra industri yang tergabung dalam AINAKI untuk memfasilitasi dan memberikan arahan secara manajerial maupun secara pipeline produksi animasi. Tim produksi yang tergabung melibatkan 20 mahasiswa prodi animasi dengan supervisor produksi Mohammad Arifian Rohman dan Kathryn Widhiyanti serta bekerjasama dengan supervisor dari kedua universitas tersebut menampilkan kekuatan menggabungkan kearifan lokal dengan teknik animasi yang kreatif dan inovatif. Terinspirasi oleh cerita rakyat yang kemudian diadaptasi menjadi cerita dengan sentuhan fabel, film ini menciptakan dunia visual yang dapat diterima oleh public dengan tidak meninggalkan esensi cerita rakyat itu sendiri. Demikian pula, animator Indonesia dapat memanfaatkan kekuatan kearifan lokal mereka untuk menciptakan animasi yang mencolok secara visual dan beresonansi secara budaya yang meninggalkan dampak yang bertahan lama.
Karya-karya animasi yang tercipta melalui prodi animasi ISI Yogyakarta berfungsi sebagai jembatan antar generasi, melestarikan warisan budaya untuk generasi mendatang. Dengan memasukkan unsur kearifan lokal ke dalam karya seni animasi, kreator dapat menampilkan keindahan dan keunikan budaya Indonesia yang beragam. Melalui animasi, tarian tradisional, musik, cerita rakyat, dan ritual dapat dihidupkan, menangkap imajinasi pemirsa dan menanamkan rasa bangga pada identitas budaya. Sehingga Keselarasan dalam karya seni animasi yang mensinergikan kearifan lokal Indonesia merupakan alat ampuh untuk melestarikan warisan budaya, memajukan budaya Indonesia.